Oleh: Dede Hamimudin
Mahasiswa S2 IKIP Siliwangi Bandung
Menurut Devianty (2017:229) Bahasa adalah alat untuk berkomunikasi, baik secara lisan maupun tulisan yang digunakan manusia untuk menyatakan atau mengungkapkan pikiran, keinginan, dan perasaannya. Bahasa merupakan sebuah lambang bunyi yang digunakan untuk berkomunikasi antar manusia.
Manusia menjadikan bahasa sebagai alat komunikasi sangat penting baik itu untuk melakukan transaksi atau untuk berbincang biasa, menegur ataupun menyapa. Namun terdapat juga beberapa orang berkebutuhan khusus dalam berkomunikasi menggunaan bahasanya khusus, menggunakan bahasa isyarat baik itu gerakan tangan ataupun Gerakan bibir tampa mengeluarkan suara.
Sedangkan, bahasa daerah adalah bahasa yang digunakan oleh masyrakat secara turun temurun di daerahnya yang tersebar diseluruh Indonesia. Menurut Widianto (2018:2) bahasa daerah merupakan kekayaan suatu masyarakat, bahasa daerah dapat dikatakan sebagai citra suatu masyarakat yang berdikari dalam kehidupan.
Di Indonesia terdapat banyak sekali bahasa daerah yang tersebar di 34 provinsi, di setiap provinsi mempunyai ke khassan bahasa daerah masing-masing hal tersebut dipengaruhi oleh kultur budaya dan juga suku daerah setempat.
Di zaman modern atau zaman anak milineal ini, sering kali banyak dijumpai anak-anak egan menggunakan bahasa daerah. Hal tersebut disertai dengan berbagai alasan tutur mereka. Mulai kurang percaya diri dari pengucapan atau logat bahasa daerahnya.
Selain itu sulitnya dimengerti oleh orang lain yang bukan satu suku dengan keturunannya. Semakin kecilnya ruang lingkup dalam menggunakan bahasa daerah. Padahal hal tersebut suatu saat akan menjadi sebuah ancaman bagi generasi penerusnya, bisa terjadi keturunya tidak mengenal bahas daerahnya, diakibatkan punahnya bahasa tersebut akibat jarangnya penggunaan bahasa daerah tersebut.
Sebagai generasi penerus bangsa Indonesia yang penuh dengan keanekaragaman budaya dan bahasa. Harus bangga dan melestarikan kebudayaan setempat salah satunya yaitu dengan menncitai bahasa daerah.
Melestarikan bahasa tersebut tetap mempelajari jangan sampai tumbuh rasa malu dalam menggunakan bahasa daerah. Tetap petahankan bahasa daerah lestarikan jangan dilupakan karena itu semua sejarah turun temurun bahasa yang ditidak boleh dilupakan begitu saja.
Hal tersebut Bahasa daerah telah berperan penting sebagai identitas diri, ciri, alat komunikasi, dan menjadi instrumen selama berabad-abad hingga ribuan tahun melalui lisan maupun tulisan.
Mungkin beruntung bagi anak-anak yang lahir dari keluarga yang terbiasa dengan bahasa daerah dalam aktivitas sehari-hari di rumah. Serinya menggunakan bahasa daerah, kita lebih mudah menunjukkan jati diri kita sebagai asal daerah kepada orang lain.
Selain itu, identitas daerah juga memberikan sebuah gambaran tentang watak daerahnya. Jika bahasa daerah tersebut punah dan hilang tergores zaman, maka jati diri dan budaya kelompok penutur juga hilang dari daerah setempat.
Masyarakat akan kehilangan ilmu pengetahuan untuk memahami kearifan lokal yang ada sebelumnya dan kebiasaan tradisional yang memiliki dan manfaat tinggi untuk masa sekarang yang akan datang.
Dampak penggunaan lain bahasa daerah terhadap bahasa indonesia. Dampak positifnya merupakan bahasa Indonesia memiliki banyak kata yang diperoleh, sebagai sebuah kekayaan budaya bangsa Indonesia, identitas dan ciri khas suatu suku dan daerah setempat, serta menciptakan keakraban dalam berkomunikasi antar manusia.
Bisa bahasa daerah tetap keren akan tetapi lebih keren bisa mempertahan kan dan melestarikan bahasa tersebut mengenalkan kepada generasi selanjutnya.
Menggunakan bahasa daerah dalam interaksi sehari-hari itu tetap keren dan penting, selain untuk mempererat, memperkokoh hubungan dan memperlancar komunikasi, juga menjaga bahasa daerah agar tidak punah.
Bahasa nasional bahasa Indonesia tapi tetap pertahankan dan pelajari bahasa daerah jangan sampai punah oleh zaman.
Diskusi tentang ini post