Oleh: Nurul Hadiyani
Mahasiswa S2 IKIP Siliwangi Bandung
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran. Dalam hal ini, peserta didik secara aktif mengembangkan potensi diri. Potensi diri tersebut antara lain memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan sedangkan karakter adalah tabiat, watak, atau budi pekerti yang menjadi ciri khas seseorang.
Adapun pengertian pendidikan karakter adalah upaya yang terencana untuk menjadikan peserta didik mengenal, memedulikan, dan menginternalisasi nilai-nilai luhur sehingga peserta didik berperilaku sebagai insan kamil.
Menurut Thomas Lickona dalam bukunya yang berjudul Educating for Character: How Our School Can Teach Respect and Responsibility, pendidikan karakter adalah upaya secara sadar seseorang untuk mendidik orang lain dengan menginternalisasi nilai-nilai karakter sebagai elemen pencerahan bagi mereka.
Dengan demikian, karakter individu itu lahir memancar hasil olah pikir, olah hati, olah rasa dan karsa, serta olah raga.
1. Olah pikir adalah proses nalar guna mencari dan menggunakan pengetahuan secara kritis, kreatif, dan inovatif menghasilkan pribadi cerdas (kognitif).
2. Olah hati, yaitu perasaan sikap dan keyakinan/keimanan yang menghasilkan pribadi jujur (afektif).
3. Olah rasa dan karsa berupa kemauan yang tercermin dalam kepedulian.
4. Olah raga adalah proses persepsi, kesiapan, peniruan, manipulasi dan penciptaan aktivitas baru yang disertai dengan sportivitas menghasilkan pribadi yang tangguh. Mengandung nilai, kemampuan kapasitas moral dan ketegaran dalam menghadapi kesulitan dan tantangan (psikomotor).
Pendidikan karakter merupakan sebuah istilah yang semakin hari semakin mendapatkan pengakuan dari masyarakat Indonesia saat ini. Terlebih dengan dirasakannya berbagai ketimpangan hasil pendidikan dilihat dari perilaku lulusan pendidikan formal saat ini, misalnya korupsi, perkembangan seks bebas di kalangan remaja, narkoba, tawuran, dan lain-lain. Untuk itu, di era globalisasi ini sangat penting untuk menanamkan pendidikan karakter pada setiap anak khususnya remaja.
Pada masa remaja seorang anak sedang mencari identitas dirinya dan mengalami gejolak emosi yang akhirnya memerlukan pengendalian diri yang kuat ketika berada di lingkungannya, baik di sekolah, di rumah, maupun di sekitar lingkungan masyarakatnya. Oleh karena itu, remaja harus mendapatkan pendidikan karakter agar dapat mengarahkan minatnya pada kegiatan positif.
Pendidikan karakter dapat membentuk remaja menjadi unggul dan berprestasi. Dalam pendidikan karakter diajarkan nilai religius yang menguraikan kebaikan agar dapat tumbuh menjadi manusia baik dan peka terhadap lingkungan sosial. Juga, memiliki toleransi dan cinta damai serta bekerja keras, kreatif, mandiri, dan mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi.
Pentingnya sebuah pendidikan berkarakter sekarang ini, mutlak diperlukan bukan hanya di sekolah saja, melainkan di rumah dan di lingkungan masyarakat.
Namun, pada pelaksanaannya, sasaran pendidikan karakter tidak hanya untuk anak usia dini hingga remaja tetapi juga harus dilaksanakan hingga usia dewasa sehingga mampu mengembangkan tiga aspek utama dalam dirinya, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor. Selain diberikan di sekolah, pendidikan karakter harus dimulai dari dalam keluarga.
Dalam hal ini, orang tua berperan penting dalam memberikan pendidikan berkarakter kepada anak-anak.
Diskusi tentang ini post