Oleh : Ichsan Nuralam
Mahasiswa S2 Pendidikan Bahasa Indonesia IKIP Siliwangi Bandung
Saya harap kita akan mengingat perasaan ketika kita berpikir bahwa tidak ada cahaya penyambutan di ujung terowongan yang kita lalui.
Saya harap kita ingat saat-saat ketika Anda berpikir Anda tidak bisa melupakannya. Semoga kita mengingat saat-saat ini sebagai pengingat bahwa segala sesuatunya bisa menjadi lebih baik.
Saya tidak tahu bagaimana menggambarkan awan gelap yang pernah menyelimuti saya. Saat itu, semuanya tampak terlalu gelap dan langit tidak menunjukkan cahaya.
Tidak ada silver linings, tidak ada matahari setelah hujan. Saya berusaha keras untuk memahami segalanya tetapi ketika saya tidak dapat memahami diri saya sendiri, bagaimana saya bisa menjelaskan sesuatu kepada orang-orang di sekitar saya?
Mengapa kau begitu sedih? Saya tidak tahu. Apa yang tidak Anda miliki yang membuat Anda seperti ini? Saya tidak yakin tentang jawabannya. Mengapa kamu tidak belajar untuk lebih bersyukur? aku tidak bisa. Mengapa kamu tidak tahu berterima kasih? Saya tidak tahu. Mengapa Anda merasa hidup Anda tidak berarti?
Saya tidak bisa menjawab pertanyaan yang telah menyiksa saya berulang kali. Saya tidak perlu terpesona oleh badai yang disebut kritik. Awan gelap cukup mengganggu.
Untuk waktu yang lama, saya merasa tidak mati atau hidup. Butuh puluhan sesi terapi, penyembuhan, dan pelajaran menyakitkan untuk bisa melihat awan gelap dari perspektif yang berbeda.
Bahkan setelah bertahun-tahun, awan masih datang dan pergi. Ada hari-hari di mana kegelapan bisa bertahan, tetapi ada juga hari-hari ketika kegelapan hanya berlangsung beberapa jam.
Tidak ada yang mengatakan kepada saya bahwa pemulihan tidak benar-benar terjadi, Anda hanya belajar untuk dapat melihat sesuatu dari sudut yang berbeda.
Semoga kita dapat mengingat bahwa meskipun banyak kegagalan, hari esok adalah kesempatan untuk bangkit dan bangkit kembali.
Selalu ingat seberapa jauh Anda pergi beberapa hari yang lalu. Jangan menyerah terlalu cepat. Setiap hari adalah awal dari sesuatu yang baru dan saya harap Anda menemukan kekuatan di setiap permulaan.
Terakhir, saya teringat pendapat yang dikatakan oleh Frank, L.K. (dalam Notosudirdjo & Latipun, 2005) beliau mengemukakan bahwasanya Kesehatan mental adalah orang yang terus menerus tumbuh, berkembang, dan matang dalam hidupnya, menerima tanggung jawab, menemukan penyesuaian dalam berpartisipasi memelihara aturan social dan Tindakan dalam budayanya.
Diskusi tentang ini post