Oleh : Muthiani Agustine
Mahasiswa S2 Pendidikan Bahasa Indonesia IKIP Siliwangi Bandung
Pandemi Covid-19 berdampak pada profesi guru secara global. Dalam situasi pandemi, para guru bekerja keras untuk memastikan kegiatan pendidikan tetap terlaksana dan meminimalisasi hambatan yang terjadi.
Ketika pemerintah menetapkan kebijakan belajar dari rumah, guru diharuskan mengadaptasi penyampaian materi belajar di kelas secara tatap muka langsung ke pembelajaran dalam jaringan (daring).
Bahkan dalam situasi tertentu, guru berjibaku mengunjungi siswa satu persatu dengan protokol kesehatan yang ketat karena pembelajaran daring tidak dimungkinkan. Hal ini dilakukan agar semua siswa tetap dapat berpartisipasi dan memahami materi pembelajaran.
Berbagai kerja pada sektor pendidikan telah dilakukan untuk mengoptimalkan kegiatan belajar selama pandemi. Namun, tetap saja terjadi kehilangan pembelajaran (learning loss). Kehilangan pembelajaran dapat berupa kehilangan kemajuan belajar atau ketertinggalan capaian pembelajaran.
Menilik akan dampak pandemi terhadap kondisi pembelajaran di Indonesia khususnya, berdasarkan hasil riset yang telah dilakukan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), selama pandemi siswa mengalami suatu kondisi adanya kehilangan pembelajaran (learning lost) yang setara dengan enam bulan dan lima bulan belajar masing-masing untuk literasi dan numerasi.
Hal tersebut tentu mengkhawatirkan karena berpotensi menggangu pekembangan dan kemajuan belajar siswa pada tahun dan jenjang berikutnya.
Peran Guru Dalam Upaya Pemulihan Pendidikan
Dengan dimulainya kembali pembelajaran tatap muka terbatas, guru diharapkan lebih siap untuk melaksanakan pembelajaran secara efektif. Namun demikian, dalam proses pemulihan pendidikan guru memerlukan dukungan pemerintah dan seluruh pihak terkait untuk turut mengambil peran dalam mendampingi layanan pendidikan agar semakin efektif dan berkualitas.
Pemerintah pusat dan daerah serta berbagai pihak perlu bekerja sama untuk mendukung guru dalam menciptakan pembelajaran yang berpihak kepada siswa. Untuk itu sekolah hendaknya diberikan ruang untuk dapat menyesuaikan pembelajaran.
Deputi Bidang Pemenuhan Hak Anak Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA), Agustina Erni mengatakan, perlu adanya sinergitas dan kolaborasi multi pihak untuk memenuhi hak atas pendidikan anak-anak Indonesia di masa pasca pandemi Covid-19.
“Perlu adanya perhatian seluruh pihak untuk mendiskusikan dan memberikan proses pembelajaran yang terbaik bagi anak-anak kita, baik pada saat pandemi maupun pasca pandemi. Selain itu, perlu adaptasi yang cepat bagi guru, murid, maupun orang tua dengan adanya perubahan-perubahan yang terjadi,” ujar Erni, dalam Webinar Rangkaian Hari Anak Nasional 2022.
Beberapa dukungan pemerintah antara lain relaksasi dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) agar sekolah dapat menggunakannya dengan benar berdasarkan kebutuhan yang ada.
Selain itu, pemulihan pendidikan jangka pendek difokuskan peningkatan kemampuan literasi dan pada numerasi siswa serta asesmen untuk mengetahui apa yang siswa bisa dan tidak bisa lakukan.
Kemendikbudristek wajib memberikan akses bagi semua guru terhadap modul kurikulum khusus berupa kurikulum yang disederhanakan dan dapat diterapkan secara fleksibel, baik dalam versi digital ataupun versi cetak.
Diperlukan lebih banyak ketersediaan sumber daya untuk guru melakukan asesmen diagnosis berbasis kelas guna mengidentifikasi pencapaian dan kebutuhan pembelajaran.
Strategi Pembelajaran Yang Harus Diperhatikan Pasca Pandemi
Setelah pandemi ini berakhir, tentu pemerintah pusat atau Kemendikbud harus memperhatikan strategi pembelajaran yang lebih baik. Beirikut ini merupakan strategi yang harus diperhatikan Kemdikbud pasca pandemi, di antaranya yaitu :
1. Membangun Minat Belajar Peserta Didik
Pembelajaran selema pandemi mungkin membuat anak merasa bosan atau jenuh, sehingga menurunkan semangat belajar. Bahkan tak jarang siswa menganggap belajar daring sebagai beban yang dapat menganggu mental mereka, mengingat tugas yang harus mereka kerjakan menumpuk. Maka strategi pertama pembelajaran pasca pandemi yaitu meningkatkan semagat belajar anak. Cobalah untuk membuat anak senang saat belajar di kelas nanti.
2. Melaksanakan Praktikum Lapangan
Ada beberapa pelajaran yang membutuhkan praktikum secara langsung di lapangan. Masa pandemi membuat peserta didik tidak bisa melakukan praktik, sehingga pemahaman materi terhambat. Diperukan strategi yang pas untuk membangun pembelajaran yang kurang maksimal dengan melaksanakan praktikum di lapangan.
3. Membangun Sarana Dan Prasarana Yang Dibutuhkan
Belajar daring menunjukkan bahwa tidak semua sarana dan prasarana di setiap wilayah Indonesia memadai. Beberapa orang mengeluhkan mahalnya kuota internet dan jaringan internet yang tidak stabil di beberapa wilayah menjadi polemik pembelajaran online saat ini.
Strategi penting pendidikan pasca pandemi yaitu dengan memperbaiki dan membangun sarana serta prasarana di daerah yang tertingal. Dengan begitu, maka infrastruktur digital di wilayah Indonesia merata dan tidak ada kesenjangan kembali ketika kegiatan pembelajaran jarak jauh.
4. Pemahaman Teknologi
Pandemi virus Covid-19 memberi pelajaran bagi dunia pendidikan Indonesia. Dimana kita menjadi sadar bahwa pemahaman mengenai kemajuan teknologi sangat penting untuk menjalani hidup di masa depan.
Hal tersebut meningkatkan masyarakat untuk belajar memahami kemajuan teknologi. Untuk mencapainya diperlukan dukungan dari pemerintah untuk membangun infrastruktur digital dan dukungan masyarakat.
Selain itu, kita juga bisa mengevaluasi diri, memperbaiki sistem serta membangun metode pembelajaran yang tepat. Hal tersebut bertujuan agar pendidikan di Indonesia akan berjalan dengan optimal. Setelah pandemi covid 19 berakhir, terdapat 5 langkah strategis yang dapat dilakukan setiap sekolah, di antaranya yaitu:
1. Meninjau kembali target pembelajaran yang akan dicapai, agar dapat disesuaikan dengan kondisi baru pasca pandemi
2. Mengidentifikasi sumber daya yang diperlukan untuk mencapai target pembelajaran
3.Siswa dan guru harus bersiap-siap dengan metode blended learning yang sesuai dengan rancangan
4.Mengkaji kebutuhan dan ketersediaan penunjang pembelajaran, agar segera menyusun langkah-langkah strategis dengan tepat
5.Mengeksekusi langkah-langkah strategis tersebut dengan kreatif dan inovatif serta membangun hubungan dengan kemitraan atau pihak eksternal yang peduli dengan pendidikan.
Sebagai garda terdepan dalam pemulihan pendidikan, guru memikul tanggung jawab untuk mengajar ketertinggalan capaian belajar akibat berbagai keterbatasan kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan selama pandemi Covid-19.
Namun demikian, pemulihan pendidikan pascapandemi bukan hanya menjadi kewajiban guru. Di sisi lain, sudah selayaknya guru mendapatkan dukungan dari berbagai pihak terkait, baik melalui penyediaan sarana dan prasarana, keibijakan yang tepat, peningkatan kapasitas, serta kesejahteraan dan pengembangan profesi guru secara berkelanjutan.
Diskusi tentang ini post