KAB BANDUNG – Wartawan sekaligus pemimpin redaksi (Pemred) Bandungkita.id, Mohammad Zezen Zainal beserta keluarga mendapatkan intimidasi dari orang tidak dikenal.
Aksi premanisme dan kekerasan tersebut diduga merupakan buntut dari liputan khusus Bandungkita.id terkait kepemimpinan dinasti yang berlangsung di Kabupaten Bandung.
Zezen menjelaskan,, intimidasi yang ia terima beserta keluarga dari mulai kekerasan verbal hingga menjurus pada kekerasan fisik yang mengancam keluarga.
“Sempat ada dua orang yang datang ke rumah dan menemui isteri saya, selanjutnya menyampaikan pesan agar saya tidak membuat berita yang macam-macam,”katanya.
Ia menambahkan, pesan yang disampaikan oleh kedua orang yang mengenakan helm full face tersebut lebih pada pemberhentian pemberitaan terkait isu kepemimpinan dinasti di Kabupaten Bandung.
“Mereka menyatakan akan melakukan apa pun jika saya dan BandungKita.id masih “mengganggu” dinasti dengan pemberitaan-pemberitaan yang dianggap negatif oleh mereka,”jelasnya.
Zezen menyebut, sang isteri pun tak luput dari intimidasi secara fisik. Salah satunya yakni upaya untuk mencelakai sang isteri saat berkendara di jalan raya.
“Menurut istri saya, yang menendang sepeda motornya adalah dua orang berboncengan menggunakan sepeda motor matic. Mereka menggunakan helm sehingga tidak terlihat wajah pelaku. Mereka langsung kabur ketika istri saya teriak minta tolong,” jelasnya.
Zezen mengaku sangat geram dengan aksi premanisme dan penyerangan yang dilakukan oleh oknum tidak dikenal tersebut. Terlebih, aksi premanisme dan penyerangan itu juga menimpa keluarganya yang tidak tahu apa-apa.
“Saya menduga mungkin ada pihak-pihak yang panas dan terganggu dengan berita yang diturunkan BandungKita.id. Apalagi sebelumnya memang ada yang bertemu dengan saya dan menawarkan kerjasama, tapi kami tolak karena mereka meminta banyak syarat dan meminta berita kondusif,” ungkap Zezen.
Setelah tawaran kerjasama ditolak, kata Zezen, ia juga mendapat informasi ada pihak yang ingin melaporkan BandungKita.id ke polisi dengan tuduhan pencemaran nama baik. Namun, menurutnya, laporan itu salah alamat jika ditujukan kepada pihak kepolisian.
“Karena kami media, yang dipakai adalah Undang-undang Pers. Jika keberatan dengan pemberitaan kami, silakan sampaikan hak jawab. Kami dengan senang hati akan memuat hak jawab. Tapi kami selalu mencoba berimbang ketika memuat satu berita pun. Kami selalu tempuh semua prosedur agar pemberitaan kami cover both side. Kalau ngomong lapor ke polisi, berarti mereka enggak faham aturan soal media,” tuturnya.
Tak berselang lama dari informasi tersebut, Zezen juga mengaku sempat mendapat telepon dari seseorang yang mengingatkan agar tidak macam-macam dalam membuat berita. Apalagi terus memberitakan soal dinasti.
Sebab, ada pihak-pihak yang disebut sudah sangat emosional dan siap kapan saja “membungkam” BandungKita.id yang tetap memberitakan soal isu-isu sensitif diantaranya soal dinasti politik dan dugaan aliran dana eksekutif kepada pihak legislatif.
“Kami sedikit pun tidak ada maksud menyerang pihak mana pun. Kami hanya menjalankan fungsi kontrol sebagai media. Kami menjunjung tinggi kode etik dan prosedur pemberitaan. Kami hanya mengangkat satu isu yang menjadi fakta di masyarakat. Tapi sedikit sekali yang berani mengangkat isu-isu sensitif seperti ini,” ujar wartawan yang mengantongi sertifikasi UKW Kategori Wartawan Utama dari Dewan Pers tersebut.
Zezen mengaku sangat menyayangkan dan mengecam aksi intimidasi kepada pers yang menimpa diri dan keluarganya tersebut. Saat ini, kata dia, cara-cara menekan pers dengan aksi kekerasan sudah tidak relevan karena Indonesia adalah negara hukum.
Ia mempertimbangkan untuk melaporkan aksi intimidasi dan penyerangan tersebut kepada pihak kepolisian. Zezen juga berencana akan mengungsikan keluarganya sementara karena istrinya mengalami trauma berat sekaligus untuk menghindari terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan.
“Saya akan berdiskusi dahulu dengan teman-teman di BandungKita.id dan juga PWI, selaku induk organisasi kewartawanan tempat saya bernaung saat ini mengenai langkah apa yang akan diambil ke depan,” ujar Zezen yang tercatat sebagai anggota PWI Jabar itu.
Diskusi tentang ini post