Oleh : Tania Priscila
Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia IKIP Siliwangi Bandung
Bulan Oktober diperingati sebagai bulan bahasa, karena bersamaan dengan peristiwa penting bersejarah pada tanggal 28 Oktober 1928.
Menyambut bulan bahasa kali ini mari kita bahas mengenai fondasi awal pembentukan minat akan bahasa. Salah satu caranya adalah memulai dengan berliterasi.
Literasi di sini bukan sekedar membaca. Menurut Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan menyampaikan bahwa literasi lebih dari sekedar membaca dan menulis.
Namun mencakup keterampilan berfikir menggunakan sumber-sumber pengetahuan dalam bentuk cetak, visual, digital, dan auditori. Dengan adanya pengenalan literasi dini pada bayi, memiliki manfaat lain yaitu bisa menambah kosakata pada sang buah hati. Berikut ini ada beberapa cara yang bisa bunda lakukan.
1. Sering mengajak bayi untuk berkomunikasi
Bayi yang baru lahir tentunya bergantung penuh kepada orangtuanya, oleh sebab itu tempat pertama bayi belajar berkomunikasipun tentu dari orangtua. Komunikasi yang dimaksud adalah mengajak bayi berinteraksi, merespon, dan menunggu tanggapannya. Kemampuan berbahasa dasar pada bayi adalah mendengar. Jadi Bunda, jangan beranggapan bahwa bayi Bunda benar- benar tidak memahami apa yang bunda sampaikan padanya.
Untuk bayi yang baru lahir hingga berusia 3 bulan, Bunda bisa membaringkan bayi di lengan dengan wajah saling berhadapan kemudian mengajak bayi berbicara. Semakin sering Bunda mengajaknya berinteraksi semakin banyak pula kosakata bahasa ibunya yang dikenal bayi.
Apabila bayi Bunda sudah di atas 3 bulan, Bunda bisa lebih mudah mengajaknya berkomunikasi, karena bayi akan lebih responsif dan ekspresif.
2. Bernyanyi untuk buah hati
Dengan mengajak bayi bernyanyi, juga sekaligus dapat mengasosiasikan kosakata baru, sehingga menambah koleksi pengetahuan kata-kata. Manfaat lainnya adalah meningkatkan perhatian, emosi positif, juga membangun ikatan kuat terhadap suara orangtuanya.
Untuk bayi berusia dibawah 2 tahun lebih menyukai interaksi langsung ya Bund dibandingkan harus menonton nyanyian dari gawai.
3. Tur keliling rumah
Rumah adalah tempat pertama bagi si kecil belajar banyak hal. Buatlah jadwal untuk mengajak si kecil berkeliling rumah. Pertama-tama kenalkan nama setiap ruangan yang ada di rumah, ulangi kegiatan ini beberapa kali. Jadwal tur berikutnya setelah bayi merasa tidak asing dengan ruangan-ruangan di rumah Bunda, kali ini kenalkan bayi dengan satu benda khas dari masing-masing ruangan. Caranya adalah, kita bisa angkat sebuah benda dan dekatkan pada bayi, biarkan bayi mengamati, dan kita sebutkan namanya (bayi akan lebih senang jika diberi kesempatan untuk memeganggnya).
4. Tur di luar rumah
Jadwal tur selanjutnya adalah berkeliling di luar pagar rumah.
Selain mendapat manfaat sinar matahari pagi, Bunda bisa memperkenalkan nama benda-benda yang ditemui, diantaranya adalah : daun, pohon, bunga, rumput, kucing, kupu-kupu, dan lain-lain. Ada satu manfaat tambahan nih Bunda, pernahkan Bunda mendengar tahap perkembangan sosial dan emosi pada bayi? Pada tahap ini, bayi bisa belajar berinteraksi dengan orang-orang sekitar yang ia temui, sehingga Bunda dengan perlahan-lahan bisa membantu bayi mengolah emosi “stranger anxiety” dan belajar beradaptasi dengan orang-orang di lingkungan sekitar. Jangan lupa juga perkenalkan nama-nama panggilan ya!
5. Mengajak bayi “sensory play”
Menurut Jean Piaget, usia 0-24 bulan adalah tahap sensorimotor bayi bertumbuh dan berkembang pesat. Kenalkan benda baru pada bayi dengan membiarkan bayi menyentuh benda tersebut lalu bunda sebutkan nama benda itu dan diulang sebanyak dua hingga tiga kali. Salah satu caranya adalah dengan menggunakan benda-benda yang sehari-sehari ditemui bayi, seperti : sendok, gelas, kaos kaki, bola,dan sebagainya. Pada tahap awal, cukup kenalkan dua hingga benda saja dulu ya Bund. Ketika pancaindra bayi mendapat stimulus, sel syaraf akan memberi informasi pada otak, lalu otak akan menyaring dan menganalisis informasi tersebut.
6. Memperkenalkan buku tanpa kata
Buku tanpa kata merupakan pengenalan terhadap literasi dalam media cetak. Perkembangan indra pengelihatan bayi memiliki tahapannya tersendiri. Semakin kecil usia bayi, maka semakin sedikit pula warna yang bisa ia tangkap. Sedangkan sebaliknya, semakin besar bayi maka pengelihatan akan menjadi semakin jelas dan matanya mulai bisa menangkap variasi warna. Jadi, Bunda bisa memulai dari buku tanpa kata berwarna hitam putih.
Tahap perkenalan perlu beberapa kali pengulangan ya Bunda, tetap sabar dan semangat memperkenalkan literasi pada bayi dengan cara yang menarik dan menyenangkan, agar menumbuhkan rasa cintanya akan bahasa.
Diskusi tentang ini post