BANDUNG BARAT – Rencana pembelajaran tatap muka untuk jenjang SMA/SMK di wilayah Kabupaten Bandung Barat (KBB) urung digelar 18 Agustus 2020.
Pasalnya, pembatalan tersebut dilakukan lantaran persyaratan untuk menggelar Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) tatap muka belum terpenuhi.
Rencananya 27 SMA/SMK di KBB direncanakan menggelar pembelajaran tatap muka dimulai serentak pada Selasa (18/8).
Sebelumnya, puluhan sekolah yang diperbolehkan tatap muka tersebut berada di zona hijau COVID-19 dan dinyatakan siap dari segi protokol kesehatan COVID-19.
Kepala Kantor Cabang Dinas Pendidikan (KCD) Jawa Barat Wilayah VI, Ester Miori Dewayani mengatakan, salah satu alasan pembatalan pembelajaran tatap muka tersebut lantaran belum siapnya tenaga pengajar.
“Guru-gurunya belum pada rapid test. Rapid test kan butuh waktu. Rapid test itu dilakukan demi memastikan kesehatan saat tatap muka berlangsung,” ungkap Ester saat dihubungi, Selasa (18/8/2020).
Ia menambahkan, Dinas Pendidikan juga harus memastikan bahwa tenaga pengajar berusia kurang dari 45 tahun. Ester menilai, usia tersebut rentan terpapar virus COVID-19.
“Selain itu pembelajaran tatap muka bisa digelar dengan syarat mendapat restu dari para orang tua siswa,” katanya.
Ester menyebut, sejauh ini belum semua sekolah mengantongi izin dari orang tua siswa. Hal tersebut merupakan reaksi wajar lantaran orang tua khawatir akan keselamatan anaknya saat melakukan pembelajaran di tengah pandemi COVID-19.
“Orang tua masih khawatir adanya perkumpulan siswa. Mungkin di dalam kelas bisa kita atur namun mereka khawatir pulang sekolah malah jadi perkumpulan,” tambahnya.
Ia menegaskan, Dinas Pendidikan akan terus mengebut kesiapan untuk berlangsungnya tatap muka. Sementara itu, pihak sekolah sudah siap menerapkan protokol kesehatan.
“Kita targetkan bulan September bisa rampung semua. Rapid test juga kan butuh waktu, orang tua juga masih khawatir. Mudah-mudahan September bisa digelar,” pungkasnya.
Sementara itu, Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Bandung Barat, Dian Darmawan mengatakan, keputusan menunda pembelajaran tatap muka merupakan keputusan yang tepat.
“Walaupun belum tahu sampai mana kesiapan sekolahnya, kami yakin para guru setuju dengan penundaan KBM yang rencananya dimulai hari ini,” katanya.
Ia menegaskan, jangan sampai kebijakan membuka kembali kegiatan pembelajaran tatap muka mengorbankan para peserta didik
Diskusi tentang ini post